Tradisi ini lah yang perlu selalu kita jaga. Engkau bukanlah siapa-siapa tanpa ada peran penting guru dalam menuntun langkahmu untuk mencapai tujuan hidupmu. Bukankah ia (guru) bak penerang dalam gulita?

Dalam radisi tariqah, guru merupakan jembatan (sirath) yang menyampaikanmu ke seberang. Itulah sebabnya Engkau perlu banyak rabithah (Ingat/menghadirkan ruhaniyah guru) dalam suatu urusanmu. Dengan harapan Allah memberikan barokah dan rahmahNya lewat perantara kebaikan gurumu.

Yah, rabithah juga penting sebagai salah satu cara untuk membuat engkau lebih tawadu' (rendah hati). Karena manusia sering lupa daratan (sombong) ketika ia mendapat kemuliaan melalui prestasi atau ilmu. Padahal, ada sosok orang-orang penting yang kerap terupakan. Padahal mereka sangat berjasa dalam hidupmu. Mereka pula lah perantara yang menghubungkan engkau dengan nur Allah. Dan mereka itu adalah guru-gurumu.

اِنَّ اللهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالِِ فَخُوْر.
"Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong (durhaka)".

Yuk kita sama-sama berusaha untuk menjaga adab dengan tidak menjauh dari guru. Karena sesungguhnya, rasa malas dan bawaannya terus ingin menghindar saja dari sosok guru/orang-orang sholeh lagi bijaksana, adalah pertanda bahwa dirimu sedang dalam lingkungan tidak baik. Dikelilingi dosa serta sedang suka berbuat maksiat.

Wallahu 'A'lam...

(Foto: Pimpinan Ponpes Dazma, Aba Zikri bersama Irfan Angku Lakung, yang merupakan guru/pengasuhnya, terutama di bidang tauhid dan tasawwuf di Tarbiyah Koto Panjang Lampasi. Dalam rangka Silaturrahmi, mohon izin dan minta doa restu untuk mendirikan pesantren di Manggilang).